Artikel Hukum

3 Hal yang Dicari Investor Asing di Indonesia


Kontributor : Fauxell Admin


Sekarang ini Indonesia dan negara-negara di Asia sedang banyak diminati oleh investor, terutama ​dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang.


Apabila kamu bergerak di bidang start-up digital, tentu kamu tidak asing lagi dengan venture ​capital yang baru-baru ini semakin marak mengadakan kompetisi untuk pendanaan seed-funding ​di Indonesia setiap tahunnya.


Hal ini juga diikuti dengan berbagai program incubator dan accelerator yang disponsori oleh para ​investor asing dari berbagai negara maju tersebut.


Penasaran gak sih, kenapa Indonesia ?


Solusi Kreatif Masalah Industri


Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki banyak sekali masalah yang belum ​terselesaikan.


Masalah yang belum terselesaikan, adalah inti utama dari start-up yang dapat berkembang pesat. ​Dipadukan dengan solusi kreatif dari masyarakatnya, maka Indonesia menjadi salah satu tempat ​pesatnya pertumbuhan start-up.


Seperti dilansir dari laporan Startup Ranking, Indonesia saat ini menempati posisi keempat ​sebagai negara dengan jumlah start-up terbanyak di dunia yaitu sejumlah 1.705 start-up. Dari ​jumlah tersebut, sebanyak 960 start-up telah terverifikasi oleh Mikti dan Bekraf.


Beberapa sektor yang cukup berkembang pesat di antaranya adalah e-Education, IoT, Software ​House, e-Commerce, game, dan fintech.


Di Asia Tenggara sendiri, Indonesia sudah memiliki 4 unicorn yang Berjaya, dengan valuasi ​perusahaan lebih dari 1 Milyar dollar Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara, termasuk Go-Jek, ​Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak.


Kemampuan Tumbuh Kembang


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Indonesia memiliki total jumlah penduduk sekitar 260 ​juta orang. Dari jumlah tersebut, sejumlah 133,9 juta adalah angkatan tenaga kerja dan masih ​terdapat 6,9 juta orang yang menganggur.


Sumber daya manusia yang melimpah menjadi salah satu potensi tumbuh kembang yang pesat ​bagi sektor ekonomi kreatif seperti start-up digital. Terlebih lagi dikarenakan kultur pada ​ekosistem start-up yang mengedepankan skills atau kemampuan individu dibandingkan gelar ​pendidikan atau status sosial.


Banyak lulusan sekolah menengah yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk memiliki ​karir cemerlang, mendapatkan kesempatan untuk berkarir di start-up digital dan memiliki ​kesempatan yang sama dengan mereka yang mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi.


Ekosistem start-up juga menjadi pilihan favorit anak muda berusia 20-30 tahun, yang tidak suka ​dengan sistem konservatif di kantor-kantor perusahaan besar. Misalnya dikarenakn jam kerja yang ​lebih fleksibel atau jobdesc pekerjaan yang lebih menantang.


Investor asing menilai bahwa hal ini menjadi salah satu potensi tumbuh kembang yang pesat bagi ​perkembangan start-up digital di Indonesia.


Konsumerisme


Meskipun sulit untuk diakui, masyarakat Indonesia termasuk ke dalam golongan yang konsumtif.


Hasil riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa Indonesia ​menduduki peringkat ke-3 dengan masyarakat paling konsumtif dari 106 negara yang diteliti.


Perilaku konsumtif dalam hal ini berorientasi kepada perilaku menkonsumsi barang atau jasa ​bukan dikarenakan kebutuhan, tetapi dikarenakan dorongan untuk mengikuti tren, meningkatkan ​status sosial dan memperoleh pengakuan dari sekitarnya.


Konsumerisme telah menjadi budaya yang saat ini masih mengakar di masyarakat Indonesia. ​Mungkin ini bukanlah suatu prestasi yang patut dibanggakan, tetapi bagi para investor asing, ​Indonesia menjadi tambang emas yang patut diperjuangkan.


Bayangkan, apabila ada sepersepuluh saja dari kurang lebih 260 juta penduduk Indonesia yang ​berperilaku konsumtif, dan berbelanja sebesar 20 ribu rupiah saja ke salah satu platform start-up ​e-Commerce dalam sehari. Berapakah penghasilan platform start-up tersebut dalam sehari? ​Sekitar 520 miliar rupiah!


Bagaimana para investor asing tidak tertarik dengan kondisi-kondisi tersebut di atas?


Untuk mengimbangi hal ini, pemerintah bekerja sama dengan lembaga-lembaga lokal dan sektor ​swasta untuk dapat menyediakan berbagai sumber pendanaan dengan benefit yang kurang lebih ​sama dengan investor asing.


Tentu mendapatkan perhatian investor asing adalah pencapaian yang baik bagi Indonesia, tetapi ​apabila tidak diimbangi dengan investasi dalam negeri, tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat ​nanti mungkin saja seluruh start-up yang ada di Indonesia menjadi mayoritas milik asing.




Kontak Kami

Alamat Kantor

Surapati Core M-30, Bandung, ​Indonesia 40192

Telepon/Whatsapp

+62 811-2108-585

Email

fauxell.office@gmail.com

Ikuti ​Kami di

Simple Facebook Icon
Simple Twitter Icon
Simple Instagram Icon

© PT FAUXELL ADITAMA INDONESIA 2024

All Rights Reserved